Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Wisata Sungai Jadi Tempat Nikah Massal, Ada Filosofinya

image-gnews
Suasana nikah massal yang digelar lembaga Fortais Yogyakarta dalam menyambut hari air sedunia di Taman Tempuran Cikal Piyungan Bantul Rabu, 20 Maret 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Suasana nikah massal yang digelar lembaga Fortais Yogyakarta dalam menyambut hari air sedunia di Taman Tempuran Cikal Piyungan Bantul Rabu, 20 Maret 2019. TEMPO | Pribadi Wicaksono
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Wisata sungai wahana air tempuran atau pertemuan dua sungai, yakni Kali Opak dan Kali Gawe di Taman Tempuran Cikal, Piyungan, Bantul, Yogyakarta disulap menjadi tempat yang sakral. Enam pasangan pengantin mengkat janji dan mengikuti acara nikah massal yang digelar lembaga sosial Forum Ta’aruf Indonesia atau Fortais, Yogyakarta, Rabu 20 Maret 2019.

Lokasi ini merupakan area rekreasi dan outbond yang dikelola desa setempat yang letaknya di pinggir sungai. "Nikah massal ini kami gelar sembari memperingati Hari Air Se-Dunia yang jatuh setiap tanggal 22 Maret," ujar RM. Ryan Budi Nuryanto, Ketua Fortais Yogyakarta yang juga panitia nikah massal itu kepada Tempo.

Prosesi pernikahan dimulai dengan kirab Golong Gilig dengan barisan paling depan sepasang muda mudi membawa kendi berisi air perwito sari dan prasasti, bergodo prajurit, edan-edanan (sebagai tolak bala). Para pengantin lalu didudukan di pelaminan dari bambu yang dihibur tarian Nirboyo (tolak bala). Mereka kemudian minum air tirto wening atau zam-zam sebagai lambang mensucikan hati.

Tampak wajah para pengantin tegang meski senyum mereka tetap mengembang. Selanjutnya dilakukan prosesi pemberian mahar, yaitu teks Pancasila dan buah durian secara bersama-sama. Pernikahan dipimpin Kantor Urusan Agama Kecamatan Piyungan dengan saksi nikah panitia serta kepala dukuh setempat.

Para pengantin mengenakan busana berbagai daerah. Sedangkan ijab kabul dilakukan di enam titik berbeda seperti di sungai dan di atas pohon yang dipandu tim search and rescue (SAR) DIY. Lokasi ijab itu ada yang di atas pohon bambu yang disebut omah luwak, ada yang di hammock atau kain yang menggantung di pohon, juga ada yang menikah di wahana flying fox. Pasangan lainnya ada yang melangsungkan ijab kabul sembari naik kapal wahana itu, sembari naik speed boat, serta di atas kano.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Misi gelaran pernikahan massal ini menyebarkan virus menjaga keberlangsungan air sebagai sumber kehidupan dengan menjaga kebersihan sungai," ujar Ryan. Dia menuturkan para pasangan yang dinikahkan massal dalam event yang sudah digelar 35 kali ini berasal dari berbagai daerah, yang selama ini kesulitan mencari pasangan dan juga biaya untuk menikah. Para pasangan itu kebanyakan berasal dari Yogyakarta.

Para pengantin mendapatkan fasilitas gratis. Mulai biaya nikah, mahar, seperangkat alat sholat, cincin kawin, ijab uniq, pesta kerakyatan, bingkisan, busana dan tata rias, sampai dokumentasi dan bulan madu di homestay Tirto Raharjo Kasongan Bantul. "Alhamdulillah selama 7,5 tahun penyelenggaraan nikah massal ini, Fortais sudah berhasil menjodohkan hingga pernikahan 7350 pasangan," ujarnya.

Prosesi pernikahan itu dilakukan bersamaan dengan peresmian wahana wisata keluarga Taman Tempuran Cikal Bantul Yogyakarta yang ditandai pemukulan kentongan dan tanda tangan prasasti oleh Bupati Bantul Suharsono.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

4 jam lalu

Gubernur DIY Sri Sultan HB X . Tempo/Pribadi Wicaksono
Respons Sultan HB X soal Penjabat Kepala Daerah yang Ingin Maju di Pilkada 2024

Sejumlah partai telah merampungkan penjaringan kandidat untuk Pilkada 2024 di kabupaten/kota Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).


Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

4 jam lalu

Perhelatan menyambut Jogja Fashion Week 2024 Kamis (2/5). Tempo/Pribadi Wicaksono
Jogja Fashion Week 2024 Bakal Libatkan 100 Produsen Fashion dan 112 Desainer

Puncak acara Jogja Fashion Week akan diadakan di Jogja Expo Center Yogyakarta pada 22 - 25 Agustus 2024.


Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

1 hari lalu

Logo Partai Golkar
Pilkada 2024, Golkar DIY Jaring 39 Bakal Calon Kepala Daerah

Partai Golkar DIY telah merampungkan penjaringan bakal calon kepala daerah untuk Pilkada 2024 di lima kabupaten/kota


Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

2 hari lalu

Spot wisata Kano Maritim Mangrove Baros di Bantul Yogyakarta. Dok. Pemda DIY
Jajal Dua Jenis Paket Wisata Naik Kano Susuri Hutan Mangrove Bantul Yogyakarta

Wisatawan diajak menjelajahi ekosistem sepanjang Sungai Winongo hingga muara Pantai Baros Samas Bantul yang kaya keanekaragaman hayati.


Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

3 hari lalu

Proses evakuasi korban jatuh ke jurang di tebing Pantai Ngluwo Gunungkidul, Ahad, 28 April 2024 (Dok. Istimewa)
Cari Lobster di Pantai Gunungkidul, Warga Asal Lampung Jatuh ke Jurang dan Tewas

Masyarakat dan wisatawan diimbau berhati-hati ketika beraktivitas di sekitar tebing pantai Gunungkidul yang memiliki tebing curam.


Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

3 hari lalu

Kampoeng Mataraman Yogyakarta. Dok. Istimewa
Jogja Art Books Festival 2024 Dipusatkan di Kampoeng Mataraman Yogyakarta

JAB Fest tahun ini kami mengusung delapan program untuk mempertemukan seni dengan literasi, digelar di Kampoeng Mataraman Yogyakarta.


Iuran Wisata untuk Siapa

3 hari lalu

Iuran Wisata untuk Siapa

Rencana pemerintah memungut iuran wisata lewat tiket pesawat ditolak sejumlah kalangan. Apa masalahnya?


Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

4 hari lalu

Sastrawan Joko Pinurbo. Dok.TEMPO/Suryo Wibowo
Mengenang Penyair Joko Pinurbo dan Karya-karyanya

Penyair Joko Pinurboatau Jokpin identik dengan sajak yang berbalut humor dan satir, kumpulan sajak yang identik dengan dirinya berjudul Celana.


Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

4 hari lalu

Salah satu sudut Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta yang tengah direvitalisasi hingga Juni 2024. Tempo/Pribadi Wicaksono
Tutup Sampai Juni 2024, Benteng Vredeburg Yogya Direvitalisasi dan Bakal Ada Wisata Malam

Museum Benteng Vredeburg tak hanya dikenal sebagai pusat kajian sejarah perjuangan Indonesia tetapi juga destinasi ikonik di kota Yogyakarta.


8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

7 hari lalu

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.  Foto: Booking.com
8 Hotel Murah Dekat Stasiun Lempuyangan, Harga Mulai 100 Ribuan

Jika Anda melancong di Yogyakarta, Anda bisa memilih menginap di hotel dekat Stasiun Lempuyangan yang murah. Ini rekomendasinya.